Minggu, 04 November 2012

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauan HUBUNGAN REMAJA DENGAN KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

Masa remaja diwarnai dengan dimuali terbentuknya kelompok-kelompok sosial kecil yang anggotanya dari remaja-remaja sebaya yang memlikiki kedekatan khusus. Hal ini diwujudkan dalam bentuk geng-gengan kecil yang diantaranya anggotanya memiliki kesetiya kawanan yang cukup kuat. Keadaan ini menunjukkan adanya bentuk hubungan sosial yang intensif di kalangan remaja.

Remaja sebagai bagian warga masyarakat yang merupakan generasi muda penerus bangsa, memiliki kesmpatan besar untuk memulai sesuatu dengan hubungn sosial yang baik dalam bentuk kehidupan sosial yang di landasi persahabatan di masa mendatang. Namun kadang kala usia kelompok yang dibentuk remaja hanyalah berlangsung sejenak. Meskipun demikian, hal ini merupakan pertanda bahwa manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari orang lain. Interaksi sosial yang terjadi di kalangan remaja merupakan puncak perkembangan rasa sosial yang terjadi pada diri sesorang karena pada masa remja ini hubungan sosial yang terbentuk bertujuan untuk memperolah hubunga atau relasi baru yang lebih erat dalam kehidupan antar remaja. Keterikatan remaja dengan hubungan sosialnya pada umumnya sangatlah tinggi sehingga sering kali anak cenderung memilih mengikuti kegiatan kelompoknya dari pada kegiatan yang diselenggarakan keluarganya.

Keadaan itu menunjukan bahwa remaja mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga dan memulai kehidupan sosialnya yang baru terlepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sosialnya akan memilih seseorang iduvidu yang bebas. Secara demokerasi pula, kelompoknya akan memilih berlangsung alamiah tanpa formalitas. Hali inilah yang menjadi pemicu kenapa seorang induvidu memilih kelompoknya dari pada keluarganya, yaitu karena di dalam kelompoknya ia diakui sebagai seorang induvidu yang bebas tanpa ikatan, sedangkan di adalam keluarganya ia tidak dapat memerankan perannya di luar kodrat yang disandangnya sebagai anak yang harus tunduk pada orang tua. Di dalam kelompok, pengakuan superioritas seseorang tidak didasarkan pada keturunan ataupun unsur senioritas, melainkan semata karena potensi pribadi yang muncul dalam bentuk pengaruh terhadap teman-teman dalam kelompoknya. Maka tidak mengherankan jika seorang anak yang dalam keluarganya dapat tidak berperan sama sekali, namun dalam lingkuangan kelompok sosialnya dianggap sebagai ketua yang cukup disegani dan diakui keberadaannya. Eratnya kelompok sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.

1. Adanya rasa ikut saling memiliki suatu kelompok sosial yang ada di dalam diri anggotanya sehingga setiap anggota secara sadar merasa perlu untuk tetap menjaga keutuhan dan keberadaan kelompok.
2. Terjalinnya ketrikatan emosional dengan sesama anggota kelompok. Hal ini dilandasi oleh adanya kebutuhan untuk memperoleh perhatian yang dapat ditemukan dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran setiap anggota kelompok saling diperhatikan. Jika ada salah satu angggota yang tidak tampak hadir, mereka saling mencari sehingga kelompok saling terbentuk.
3. Jalinana hubungan sosial yang dilandasi oleh kebutuhan pribadi yang sifatnya emosional, di mana dalam kelompok sosial ini, setiap anggotanya memiliki media yang dirasa tepat bagi tempat mencurahkan segenap emosinya.

Hubungan antara pribadi dan remaja dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan prilaku sosial yang berkaitan erat dengan tugas perkembangan masa remaja. Dalam hal ini, induvidu yang terlibat bukan sekedar sebagai objek, melainkan sekaligus segai subjek sehingga induvidu dalam kelompok sosial tersebut tidak hanya diatur oleh suatu nilai sosial melainkan ikut membentuk nilai sosial yang berlaku dalam kelompoknya. Dengan demikian, ia tidak saja ditunut untuk melakukan prilaku sosial tertentu, melainkan juga menentukan prilaku sosial yang harus di lakukan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam setiap kelompok sosial cenderung memiliki pola prilaku yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar