Malam ini mendapat kabar buruk. Sahabat
kecilku telah tiada. Sahabat yang selalu menemani ibu dan dikala
kesendiriannya dimana anak-anaknya tengah merantau ke luar Surabaya.
Sahabat yang tak pernah bisa mengeluh dan bahkan tak bisa bicara untuk
sekalimat pun. Yang bisa dirasa hanya mendengar dengan telinganya.
Sahabat kecilku ini lahir 1 tahun yang
lalu, lahir dari ibunya si belang yang masih hidup sampai saat ini.
Sahabat kecilku tumbuh menjadi kucing yang lucu dan sehat. Saya
jarang memandikannya tapi sahabat kecilku tak pernah terlihat seperti
kucing yang kotor atau bau sekalipun. Sungguh sahabat kecilku ini luar
biasa dalam menjaga tubuhnya. Sahabat kecilku ini bahkan tak pernah
sakit sekalipun, tampak sehat dan makin gemuk meski ibu meninggalkannya
dalam waktu sebulan karena menjaga aku waktu sakitkurang darah
Kau tahu kawan, siapa yang akan kusapa
setiap kali aku pulang ke majalengka? ya dialah 2 sahabat kecilku, Si
lulu dan bely. Bukan berarti saya tidak kangen dengan ibu, tapi
selalu ada sesuatu yang membuat saya kangen ketika pulang ke rumah dan
itulah 2 sahabat kecilku. Meski aku gendong dan terkadang sedikit
menyiksa karena gemas, 2 sahabatku ini tak pernah protes bahkan tak
berbicara sekalipun karena memang yang bisa dilakukan hanya bergerak
melawan saja.
Sewaktu Tugas Akhir saya sedang mencapai
titik jenuh di rumah, mereka lah selalu menghiburku. Mereka tidak protes
dengan tidak menerima ajakan mainku, bahkan mereka berlarian dan kau
tahu, stress saya langsung hilang seketika. Mereka lah teman terbaik di
kala saya mengerjakan Tugas Akhir di rumah, mereka lah teman yang mau
merasakan kegelisahan saya, mau mendengar apa yang saya ceritakan tanpa
pernah protes dan berbicara. Saya percaya, bahwa teman terbaik adalah
mereka yang mau mendengarkan dengan setulus hati tanpa meminta apapun.
Saya juga mengerti kau tidak suka
mendengarkan perkataanku ketika ada hari raya Idhu Qurban, kau cocok
untuk diqurbankan. Dari gelagatmu, saya tahu kau tidak suka itu. Tapi
maaf, saya hanya bercanda saja. Kau juga tidak suka, ketika
teman-temanku datang, kau akan dijadikan permainan , aku tahu juga.
Sahabatku ini tidak perlu berbicara tapi dia tahu ketika dia menunjukkan
rasa tidak sukanya. Hebat bukan sahabatku ini?
Saya sudah menganggap 2 sahabat kecilku
ini seperti keluarga, kami sekeluarga sayang mereka berdua. Mereka
adalah anggota keluarga yang baik, yang mereka inginkan cuma kandang
dibersihkan, diberi makan dan diajak bermain. Bagi mereka itu sudah
cukup. ibu sampai membelikan mereka kandang yang bagus, yang layak
karena mereka sudah merupakan bagian dari keluarga kami. ibu tidak
tega, membiarkan mereka bertumbuh besar tapi berada di kurungan yang
kecil. Saking sayangnya kami sekeluarga, pasti ibu akan menyelipkan
cerita tentang kucing kalau ibu sedang menelepon anak-anaknya.
Itulah kelinci kami, keluarga kami dan
sahabat kecil saya. 2 Tahun yang lalu, dibulan yang sama si Kiko
(Berwarna gelap) juga telah tiada. Mereka semua memberikan kesan yang
mendalam bagi keluarga kami. Mereka semua adalah makhluk yang baik,
mungkin kami sekeluarga yang kurang baik terhadap kalian. Hanya maaf dan
doa yang bisa kami haturkan kepadamu sahabat. Kalian adalah energi, energi yang tidak bisa tergantikan di keluarga kita.
May Allah bless you all. Maaf sahabatku, belly, aku tidak bisa berada disampingmu ketika kamu sudah tiada. Tidak
bisa menguburkanmu seperti kucing-kucing sebelumnya. Semoga suatu
saat kita bertemu ditempat yang lain, yang sudah Tuhan janjikan pada
kita. Maaf atas kesalahan sahabatmu ini, doaku menyertaimu sahabat
ini petikan lagu dari Dear God – Avenged
Sevenfold. Aku ubah sedikit sahabatku, mungkin lebih pas sebagai doa
untukmu. Maaf sahabatmu tidak bisa hadir. Terima kasih atas segala,
energi yang kau berikan pada keluarga
Dear God the only thing
I ask of You is
to hold him when we are not around
when We are much too far away
I ask of You is
to hold him when we are not around
when We are much too far away
Selamat Jalan Teman….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar