Kamis, 30 Agustus 2012

selamat tinggal, sahabat kecilku (ʃ_⌣̀)



Lulu
Malam ini mendapat kabar buruk. Sahabat kecilku telah tiada. Sahabat yang selalu menemani ibu dan dikala kesendiriannya dimana anak-anaknya tengah merantau ke luar Surabaya. Sahabat yang tak pernah bisa mengeluh dan bahkan tak bisa bicara untuk sekalimat pun. Yang bisa dirasa hanya mendengar dengan telinganya.
Sahabat kecilku ini lahir 1 tahun yang lalu, lahir dari ibunya si belang yang masih hidup sampai saat ini. Sahabat kecilku tumbuh menjadi kucing yang lucu dan sehat. Saya jarang memandikannya tapi sahabat kecilku tak pernah terlihat seperti kucing yang kotor atau bau sekalipun. Sungguh sahabat kecilku ini luar biasa dalam menjaga tubuhnya. Sahabat kecilku ini bahkan tak pernah sakit sekalipun, tampak sehat dan makin gemuk meski ibu meninggalkannya dalam waktu sebulan karena menjaga aku waktu sakitkurang darah
Kau tahu kawan, siapa yang akan kusapa setiap kali aku pulang ke majalengka? ya dialah 2 sahabat kecilku, Si lulu dan bely. Bukan berarti saya tidak kangen dengan ibu, tapi  selalu ada sesuatu yang membuat saya kangen ketika pulang ke rumah dan itulah 2 sahabat kecilku. Meski aku gendong dan terkadang sedikit menyiksa karena gemas, 2 sahabatku ini tak pernah protes bahkan tak berbicara sekalipun karena memang yang bisa dilakukan hanya bergerak melawan saja.

Sewaktu Tugas Akhir saya sedang mencapai titik jenuh di rumah, mereka lah selalu menghiburku. Mereka tidak protes dengan tidak menerima ajakan mainku, bahkan mereka berlarian dan kau tahu, stress saya langsung hilang seketika. Mereka lah teman terbaik di kala saya mengerjakan Tugas Akhir di rumah, mereka lah teman yang mau merasakan kegelisahan saya, mau mendengar apa yang saya ceritakan tanpa pernah protes dan berbicara. Saya percaya, bahwa teman terbaik adalah mereka yang mau mendengarkan dengan setulus hati tanpa meminta apapun.
Saya juga mengerti kau tidak suka mendengarkan perkataanku ketika ada hari raya Idhu Qurban, kau cocok untuk diqurbankan. Dari gelagatmu, saya tahu kau tidak suka itu. Tapi maaf, saya hanya bercanda saja. Kau juga tidak suka, ketika teman-temanku datang, kau akan dijadikan permainan , aku tahu juga. Sahabatku ini tidak perlu berbicara tapi dia tahu ketika dia menunjukkan rasa tidak sukanya. Hebat bukan sahabatku ini?
Saya sudah menganggap 2 sahabat kecilku ini seperti keluarga, kami sekeluarga sayang mereka berdua. Mereka adalah anggota keluarga yang baik, yang mereka inginkan cuma kandang dibersihkan, diberi makan dan diajak bermain. Bagi mereka itu sudah cukup. ibu sampai membelikan mereka kandang yang bagus, yang layak karena mereka sudah merupakan bagian dari keluarga kami. ibu tidak tega, membiarkan mereka bertumbuh besar tapi berada di kurungan yang kecil. Saking sayangnya kami sekeluarga, pasti ibu akan menyelipkan cerita tentang kucing kalau ibu sedang menelepon anak-anaknya.
Itulah kelinci kami, keluarga kami dan sahabat kecil saya. 2 Tahun yang lalu, dibulan yang sama si Kiko (Berwarna gelap) juga telah tiada. Mereka semua memberikan kesan yang mendalam bagi keluarga kami. Mereka semua adalah makhluk yang baik, mungkin kami sekeluarga yang kurang baik terhadap kalian. Hanya maaf dan doa yang bisa kami haturkan kepadamu sahabat. Kalian adalah energi, energi yang tidak bisa tergantikan di keluarga kita.

belly
May Allah bless you all. Maaf sahabatku, belly, aku tidak bisa berada disampingmu ketika kamu sudah tiada. Tidak bisa menguburkanmu seperti kucing-kucing sebelumnya. Semoga suatu saat kita bertemu ditempat yang lain, yang sudah Tuhan janjikan pada kita. Maaf atas kesalahan sahabatmu ini, doaku menyertaimu sahabat :)
ini petikan lagu dari Dear God – Avenged Sevenfold. Aku ubah sedikit sahabatku, mungkin lebih pas sebagai doa untukmu. Maaf sahabatmu tidak bisa hadir. Terima kasih atas segala, energi yang kau berikan pada keluarga :)
Dear God the only thing
I ask of You is
to hold him when we are not around
when We are much too far away
Selamat Jalan Teman….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar