Kamis, 30 Agustus 2012

Long Distance Relationship. mampukah kalian??(´•_•`)

Dari hasil survey saya selama ini, ngga deng, yang bener tuh dari hasil tanya-tanya selama ini ke teman-teman, mereka ogah dengan yang namanya Long Distance Relationship. Alasannya?

“Kalo aku kangen, terus pengen ketemu dia, pengen di deket dia, kan ngga bisa, Hel! Lagian pasti tiap malam minggu, sendiri. Iri dong liat yang lain.”
Salah satu jawabannya itu tuh.

“Nope! Bullsheet dengan yang namanya LDR (baca: Long Distance Relationship). Penuh dengan kemunafikan! Paling lama kemarin itu setahun aku ngejalaninya.”
Nah, komentar pertama itu adalah komentar dari teman saya yang usianya 20 tahun. Maklum berondong, Bo’! Sedangkan yang si narasumber yang kedua sepertinya pernah kecewa dengan hubungan jarak jauh ini.
Setiap orang punya opini masing-masing baik itu berdasarkan pengalamannya ataukah hanya dari perasaannya saja. Tidak dilarang kok!

Lalu, bagaimana dengan mereka yang sedang menjalaninya? Bagaimana mereka bisa bertahan (apalagi mau Valentine’s Day ya, Bo’! Hehe).
Iri melihat pasangan lain yang mungkin bisa berduaan [di hari yang disebut-sebut sebagai Hari Kasih Sayang dan penuh cinta itu?] Hmm.. Menurut saya itu bukanlah masalah.
Malah hal tersebut bisa menjadi bahan pelajaran untuk menerapkan pengendalian diri. Belajar bahwa suatu ‘kemesraan’ itu tidak hanya didapat dari kedekatan fisik.

Lagian, jarak dan waktu bukanlah halangan lagi saat ini. Ada telepon, handphone, SMS, chatting-an, webcam, dan sebagainya. Sekarang tinggal kitanya – bagaimana bisa membuatnya begitu menyenangkan!
Lalu komentar yang kedua. Kecewa dengan yang namanya pacaran jarak jauh yang katanya dipenuhi oleh kebohongan, ketidaksetiaan dan kemunafikan! (Tiga kata yang sebenarnya sama aja maknanya. Hehe) Justru ketiga inilah yang perlu diperbaiki. Kalau orangnya memang ngga’ sanggup dan kebetulan emang tukang selingkuh, gimana pun bakal ngga‘ akan bertahan.
Jadi, apa kiatnya supaya sukses menjalin hubungan jarak jauh? Sama halnya seperti pacaran pada umumnya: komunikasi, kesetiaan [kejujuran] dan saling percaya.
Komunikasi juga bukan komunikasi asal-asalan dan bahkan kadang percakapannya menjurus ke hal-hal negatif. Yang ada ntar kayak phonesex, cybersex, dan lain-lain. Walau tidak dilarang untuk bersikap mesra sewaktu mengobrol, tapi ingat! Jangan sampai mendominasi pembicaraan. Bukankah lebih bahagia jika kita bisa memecahkan suatu masalah bersama-sama walau berjauhan, dan banyak lagi percakapan membina lainnya.

Kesetiaan, kejujuran dan saling percaya. Ini nih masalah yang lain lagi. Kerap kali terjadi bahwa salah satu pasangan (atau mungkin keduanya) saling curiga.
Pertanyaan yang ada adalah sebagai berikut:

Kamu dimana?
Dengan siapa?
Semalam berbuat apa?
Lagu siapa itu ya? Hihihi. Salah satu pihak akhirnya merasa terlalu dikekang. Kening pun selalu mengernyit.
Oke. Sekarang saatnya untuk menerapkan! Cuma itu jalan satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar