Bukan mauku menjadi gadis moody yang penuh teka-teki.
Entah
kenapa dan apa yang salah denganku, aku selalu saja membuat mood-ku
jatuh tersungkur dengan mudah. Semudah Paris Hilton mengganti pacar.
Hanya
karena hal sepele, dan pikiran yang sepele, aku bisa membuat
orang-orang di sekitarku geleng-geleng kepala atas moodku yang tiba-tiba
berubah dan menjadi tak ramah.
Termasuk kamu.
Kamu
bahkan tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan ketika aku mengetik
pesan singkat untukmu. Tapi kamu, selalu membalas dengan senyum memancar
pada tiap pesan singkat yang datang ke ponsel-ku.
Kamu itu moodbooster-ku.
Ketika
aku rasakan moodku mulai turun naik tak menentu, hanya karena adikku
yang asik menyanyi disaat aku sedang datang bulan hari pertama. Pesan
singkat darimu mampu meluluhkan amarahku. Dengan satu sequel gombalan
nan manis darimu, aku mampu tersenyum manis.
Kamu itu moodbooster-ku.
Ketika
para dosen tak mengerti betapa keluhanku menumpuk untuk mereka, kamu
datang dengan tatapan teduh dan menjanjikan satu hari jalan-jalan
bersamamu, bebas biaya akomodasi dan transportasi. Eksklusif, hanya
untukku.
Kamu itu moodbooster-ku.
Dengan
sebatang cokelat yang selalu dan selalu mampu menaikkan mood-ku yang
nyaris tersungkur setara tanah, kamu selalu bilang “Mau cokelat gak?
Kalo mau, senyum dong, manis...” suaramu lembut membelai telinga dengan
tatapan mata yang tajam namun senyum yang nakal itu, perpaduan sempurna
hingga aku mampu tersenyum selebar pintu terbuka.
Kamu moodbooster-ku, seseorang yang mampu membuatku merasa istimewa melebihi Kate Middleton di negeri Inggris sana.
Kamu
moodbooster-ku, seseorang yang mampu menasehatiku sedewasa kakak, dan
mampu membuatku tertawa karena kata-kata yang sepolos anak-anak.
Untukmu, moodbooster-ku.
Kukatakan ini dengan penuh rasa cita dan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar